Fush – Prestasi membanggakan kembali ditorehkan oleh mahasiswa Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau beberapa waktu lalu. Tiga mahasiswa, yakni Farida Hanum Harahap, Insani Kamila, dan M. Fauzi, berhasil meraih Juara II Lomba Karya Tulis Ilmiah Tingkat Nasional pada ajang Sharia Economic Expo yang diselenggarakan di Universitas Andalas, Sumatera Barat, 24–26 September 2025.
Kompetisi ini diikuti oleh 29 tim dari 21 universitas di 19 provinsi se-Indonesia, sehingga persaingan berlangsung ketat. Dalam ajang bergengsi tersebut, tim UIN Suska Riau lolos ke 5- besar sebagai finalis dan mempresentasikan karya inovatif bertajuk “Inovasi Salam: Smart And Light Application for Multicultural-Tourism sebagai Platform Digital Berbasis Al-Qur’an untuk Pengembangan Pariwisata Inklusif dan Berkelanjutan di Destinasi Air Terjun Sikulikap.” Inovasi SALAM (Smart and Light Application for Multicultural-Tourism) dinilai layak meraih prestasi karena menghadirkan solusi konkret terhadap berbagai permasalahan yang dihadapi wisatawan Muslim dan pelaku UMKM lokal di destinasi wisata Air Terjun Sikulikap. Aplikasi ini dikembangkan sebagai platform digital terpadu yang memudahkan wisatawan dalam memperoleh informasi terkait fasilitas halal, lokasi ibadah, serta rekomendasi kuliner bersertifikasi halal. Selain itu, SALAM juga berperan dalam meningkatkan literasi digital dan pemahaman konsep halal bagi para pelaku UMKM, sehingga mampu memperluas jangkauan pemasaran produk mereka secara berkelanjutan. Melalui pendekatan ini, SALAM tidak hanya memperkuat ekosistem pariwisata halal, tetapi juga menciptakan pengalaman wisata yang lebih nyaman, inklusif, dan berdaya saing global.
Keberhasilan ini tidak lepas dari dukungan para pendamping, yakni Wakil Dekan III Fakultas Ushuluddin, Dr. Agus Firdaus Chandra, Lc., MA., serta seorang dosen dari Fakultas Ushuluddin, Pak Muhammad Arif, yang membimbing dan memberikan arahan selama proses kompetisi.
Menurut salah satu anggota tim, Farida Hanum Harahap, motivasi utama mereka mengikuti ajang ini adalah untuk menguji kemampuan sekaligus memperluas wawasan. “Motivasi kami mengikuti ajang ini untuk menjadi tolak ukur bagi kami, sejauh mana kemampuan yang kami miliki serta memperluas wawasan,” ujarnya.
Gagasan Salam lahir dari tingginya potensi wisata halal di Indonesia yang belum sepenuhnya menyentuh wilayah pedalaman, termasuk destinasi alam seperti Air Terjun Sikulikap. Melalui aplikasi ini, mereka berharap dapat mendorong pengembangan pariwisata berbasis Al-Qur’an yang inklusif, berkelanjutan, serta memberikan dampak positif terhadap perekonomian UMKM lokal. (rif)