Pekanbaru, 28 Agustus 2025—Fakultas Ushuluddin UIN Sultan Syarif Kasim Riau menggelar Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) 2025 dengan tema “Menjadi Intelektual Muslim Moderat Indonesia Emas”. Kegiatan ini menjadi momentum awal bagi mahasiswa baru untuk mengenal budaya akademik, kelembagaan, serta nilai-nilai keilmuan yang akan membentuk karakter mereka selama menempuh pendidikan tinggi.
Acara ini diikuti oleh 219 mahasiswa baru angkatan 2025, terdiri dari 119 mahasiswa laki-laki dan 100 mahasiswa perempuan, yang berasal dari empat program studi: Aqidah dan Filsafat Islam, Studi Agama-Agama, Ilmu Hadis, serta Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir. Kegiatan ini juga menghadirkan jajaran pimpinan fakultas dengan bahasan menyeluruh—mulai dari pengenalan fakultas, budaya akademik, sarana-prasarana, hingga strategi pengembangan kemahasiswaan.
Pada sesi pembuka, Dekan Dr. Hj. Rina Rehayati, M.Ag memperkenalkan Fakultas Ushuluddin sebagai pusat kajian Islam dan Isu-Isu Keagamaan yang mendalam. “Fakultas Ushuluddin berkomitmen melahirkan pemikir kritis yang berakhlak mulia dan berwawasan luas. Lulusan kami memiliki prospek karier yang beragam, mulai dari akademisi, peneliti, penyuluh agama, analis hubungan antaragama hingga jurnalis,” ungkapnya.
Materi berikutnya disampaikan oleh Wakil Dekan I Drs. Iskandar Arnel, M.A., Ph.D. yang menekankan pentingnya budaya akademik yang kritis. Ia mengingatkan mahasiswa agar tidak hanya “nrimo dan manut”, melainkan aktif membaca, mengolah informasi, dan berdiskusi. “Budaya akademik kita harus melahirkan mahasiswa kritis dan aktif berdiskusi, bukan sekadar mengikuti tanpa pemahaman,” terangnya. Ia juga menjelaskan fondasi akademik, termasuk sistem perkuliahan, evaluasi, dan beban studi. Beliau juga menantang mahasiswa untuk lulus tepat waktu dan memastikan diri menjadi fasilitator dalam mewujudkan capaian yang diamini oleh hampir seluruh mahasiswa tersebut.
Selain itu dalam, pada ranah sarana, prasarana, dan sistem keuangan fakultas, Wakil Dekan II Dr. Afrizal Nur, M.I.S menjelaskan dukungan infrastruktur pembelajaran yang dimiliki fakultas, antara lain gedung fakultas dan gedung belajar masing-masing tiga lantai, 16 ruang kuliah S1, ruang munaqasyah, laboratorium, dan perpustakaan. Fasilitas tersebut ditopang oleh sumber daya manusia dengan 6 profesor dan 26 doktor serta dosen berpretasi lainnya.
Sementara strategi pengembangan kemahasiswaan disampaikan oleh Dr. Agus Firdaus Chandra, Lc., M.A. selaku Wakil Dekan III Fakultas Ushuluddin. “Mahasiswa adalah aset bangsa. Untuk itu, pengembangan diri harus meliputi aspek kognitif, digital, sosial, dan emosional, disertai dukungan beasiswa, bantuan sosial, hingga program kewirausahaan,” jelasnya. Di akhir pemaparan beliau juga menjelaskan kode etik mahasiswa sebagai tata kontrol sosial mahasiswa dengan berbagai elemen civitas akademika
PBAK 2025 Fakultas Ushuluddin didukung oleh 37 panitia yang terdiri dari unsur pimpinan fakultas, tenaga kependidikan, dosen CPNS, staf sarpras, cleaning service, serta perwakilan Dema, Sema, dan Ormawa. Kehadiran mereka memastikan kegiatan berjalan lancar, tertib, dan penuh antusiasme dari mahasiswa baru.
Fakultas berharap mahasiswa baru mampu memanfaatkan pengalaman PBAK ini sebagai pijakan awal dalam perjalanan akademik mereka. Melalui PBAK 2025 ini, Fakultas Ushuluddin juga menegaskan komitmennya dalam melahirkan generasi intelektual muslim yang moderat, inovatif, dan siap berkontribusi menuju Indonesia Emas 2045. (Kho_He-red)