Ketiga Kalinya, AFI Kembali Tambah Guru Besar

Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Syarif Kasim  (Suska) Riau terus berbenah untuk menjadi fakultas yang semakin maju dan berdaya saing. Diakhir tahun ini, Kamis (5/12/2024) Fakultas Ushuluddin kembali menambah dan mengukuhkan guru besar. Di UIN Suska ada 4 Guru besar yang  dikukuhkan pada saat bersamaan, antara lain;  Prof. Dr. H. Mas’ud Zein, M. Pd., dikukuhkan sebagai guru besar dalam bidang ilmu pendidikan Islam pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Prof. Dr. Amirah Diniaty, M. Pd., dikukuhkan sebagai guru besar dalam bidang ilmu teknik dan metode konseling pendidikan pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Prof. Dr. Zulfahmi, S. Hut, M. Si., dikukuhkan sebagai guru besar dalam bidang ilmu pemulihan tanaman pada Fakultas Pertanian dan Peternakan. Serta Prof. Dr. H. Kasmuri, MA., dikukuhkan sebagai guru besar dalam bidang ilmu sosiologi pemikiran Islam pada Fakultas Ushuluddin di Prodi Akidah Filsafat Islam (AFI) melalui Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 119370/B.II/3/2023 tentang Kenaikan Jabatan Akademik/Fungsional Dosen.

Keeempat guru besar tersebut resmi dikukuhkan oleh Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Kementerian Agama Republik Indonesiaa, Ahmad Zainul Hamdi, berlangsung di Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa UIN Sultan Syarif Kasim Riau. Ahmad Zainul Hamdi tak lupa menyampaikan ucapan tahniah dan selamat kepada keempat guru besar yang baru saja dikukuhkan. “Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayahnya kepada saudara dalam mengemban tugas yang mulia ini dengan penuh tanggung jawab dan pengabdian yang tinggi,” ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Prof. Dr. H. Kasmuri, MA., mendapat kesempatan pertama memberikan orasi ilmiah dihadapan  dengan judul “Mencari Titik Temu Perbedaan Interpretasi Tentang Kebangkitan Hari Akhirat Antara Ibnu Sina dan Imam Al-Ghazali”. Menurut Kasmuri, dalam menyampaikan orasinya, ada satu masalah dari beberapa permasalahan yang masih menyisakan tanda tanya dalam pemikiran khazanah inteletual Islam. Permasalahan tersebut pernah menggemparkan dunia Islam. Bahkan, ada yang berpendapat, bahwa orang yang mengecam permasalahan ini, dialah sebagai pangkal bala atau penyebab kemunduran dunia Islam. Namun disisi lain, disamping banyak  yang mengecamnya, tidak sedikit pula yang membelanya dengan mengumpamakan “dia ibarat bunga yang mekar di dalam taman yang letaknya tidak jauh dari pinggir jalan, setiap musafir yang lalu, pasti berhasrat untuk menyunting keindahan dan keharuman baunya”. Siapakah dia? Dia tidak lain dalam dunia Islam dikenal sebagai “Hujjatul Islam” yaitu Imam al-Ghazali.(Ibrahim Madkur: 1968).

Peristiwa yang menggemparkan ini adalah dengan munculnya sebuah buku “Tahafut Falasifah” tulisan Imam al-Ghazali. Buku ini merupakan buku kontraversi, ketika al-Ghazali mengecam dan mengkritik para filosof terutama Ibn Sina dalam bidang  teologi.(al-Ghazali:1961).

Satu permasalahan diantara sekian banyak permasalahan yang Kasmuri maksudkan adalah menyangkut tentang kebangkitan dihari akhirat. Terdapat perbedaan pendapat diantara keduanya. Menurut Ibn Sina, kebangkitan di hari akhirat itu adalah kebangkitan secara rohani.(Ibn Sina: 1985). Sementara al-Ghazali, sesuai dengan informasi nash baik al-Qur’an maupun hadits berpendapat bahwa kebangkitan di hari akhirat itu adalah kebangkitan jasmani dan rohani. Atas dasar demikian pulalah al-Ghazali mengecam dan menuduh bahwa Ibn Sina telah kafir. (al-Ghazali:1961).

Dekan Fakultas Ushuluddin, Dr. H. Jamaluddin, M.Us., yang turut hadir dalam pengukuhan tersebut mengaku senang dan bangga karena telah bertambahnya profesor di Fakultas Ushuluddin. “Alhamdulillah, dengan bertambahnya guru besar di Fakultas Ushuluddin tentu akan mempunyai dampak yang cukup signifikan untuk menuju fakultas yang unggul.”, Papar Jamaluddin. Selain itu, Jamaluddin juga menjelaskan bahwa tidak tertutup kemungkinan akan segera muncul profesor lainnya, sebab ada 24 orang dosen sudah meraih gelar doktor. Dari 24 doktor tersebut, 14 Dosen sudah berpangkat lektor kepala. “Sebenarnya sesuai apa yang disampaikan Rektor, tidakpun menjadi lektor kepala, lektor pun bisa mengajukan diri menjadi Profesor asalkan mampu menenuhi angka kredit dan persyaratan lainnya. Kita berharap dengan bertambahnya guru besar di Prodi AFI, yang saat ini sudah ada tiga dosen, yaitu Prof. Dr. Afrizal M., M.A., Prof. Dr. H. M. Arrafie Abduh, M.Ag. dan terakhir Prof. Dr. H. Kasmuri, M.A. akan memicu semanta dosen lain untuk meraih prediket guru besar pada periode berikutnya. (rif-red)

About muhammad arif

Check Also

Agar Jadi Kreatif dan Inovatif, HMPS SAA Lakukan Workshop Karya Tulis Ilmiah

Kamis, 21 November 2024 pukul 08.00 wib hingga 12.00 wib bertempat di Aula Rektorat lantai …