Mahasiswa Ushuluddin Harus Jadi Subjek Perubahan, Bukan Objek Perubahan

Kamis 12/09/2024 bertempat di Auditorium Lt. 5 gedung rektorat Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Fakultas Ushuluddin UIN Suska Riau kembali menyelenggarakan kuliah umum bersempena dengan Mke-54 Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau dengan tema Menjadi Mahasiswa Ushuluddin Sebagai Lokomotif Perubahan Sosial Di Era Destruktif. Kuliah umum tersebut langsung dihadiri Dekan Fakultas Ushuluddin Dr. H Jamaluddin MUS dan didampingi Wakil Dekan I, Dr. Rina Rehayati, M. Ag Bidang Akademik Dan Kelembagaan, dan juga turut serta membersamai Wakil Dekan II Dr. Afrizal Nur, S. Th.I., MIS Bidang Sistem Pegelolaan Keuangan Fasilitas Sarana dan Prasarana. Selain itu, turut hadir para dosen Fakultas Ushuluddin dan juga ketua umum setiap ormawa Fakultas Ushuluddin serta tamu undangan selaku narasumber perkuliahan pagi ini Dr. D. I. Ansusa Putra, Lc., Ma.

Sambutan sekaligus pembukaan acara, oleh dekan Fakultas Ushuluddin Dr. H. Jamaluddin MUS. Dalam sambutannya Jamaluddin menyampaikan bahwa fakultas Usuluddin UIN Suska Riau berjumlah 1449 orang dan 1019 darinya adalah mahasiswa IAT ( Ilmu Al-Qur’an Dan Tafsir ). Stelah memperkenalkan beberapa hal seputar Fakultas Ushuluddin, Beliau berpesan bahwa mahasiwa ushuluddin harus turut mengambil peran di era sekarang dalam perbaikan akhlaq serta mampu memilah dan memilih di era digital sekarang.

Setelah pembukaan, acara dilanjutkan dengan perkulihan umum oleh narasumber Dr. D. I. Ansusa Putra, Lc., Ma. Selaku Wakil Dekan III Fakultas Syariah UIN Jambi. Dalam perkuliahan tersebut, beliau menjelaskan bahwa era digital sekarang mampu menghancurkan karakter di masyarakat. Mahasiswa Ushuluddin harus mampu menjadi subjek perubahan dengan cara mengarahkan kepada hal yang positif sehingga kita tidak hanya menjadi objek perubahan. Di zaman transformasi digital, kerangka berfikir lebih cenderung menikmati hasil yang cepat sehingga tidak mampu menghargai proses. Perubahan norma dan hukum juga tak luput dari zaman transformasi digital sekarang. Adapun materi perkuliahan yang disampaikan oleh narasumber diantaranya tentang transformasi digital, kerangka pikir, digital literasi, jenis kompetisi, level soft kompetensi, soft kompetensi di era digital dan top skill seperti berfikir kritis, kreatif dan mampu menyelesaikan masalah.

Di zaman transformasi digital, kerangka berfikir lebih cenderung menikmati hasil yang cepat sehingga tidak mampu menghargai proses. Perubahan norma dan hukum juga tak luput dari zaman transformasi digital sekarang. “ kita harus bersyukur karena ada skill orang indonesia yang tidak dimiliki oleh yang lain”. Berdasarkan hasil riset keunikan orang indonesia yang jarang dimiliki oleh orang lain Diantara nya: religius, solidaritas yang tinggi, keberagaman, fasilitatif, komunikasi tersirat dan teknical exelent. Beliau juga membahas seputar hal-hal terkait peta jalan mahasiswa ushuluddin, mulai dari profil lulusan mahasiswa Program Study Ilmu Al-Qur’an Dan Tafsir, Ilmu Hadits, Study Agama-Agama Dan Akidah Filsafat Islam. “ lakukanlah sesuatu itu dimulai dari hal yang kita suka dan jangan memaksa” tutur Ansusa Putra. Sebagai penutup Ansusa Putra juga berpesan untuk senantiasa selalu belajar untuk menyongsong masa depan. “ pada masanya kamu adalah pemimpin di daerah kamu mengabdi” tegasnya.

Penghujung acara, dilanjutkan dengan Sosialisasi FKMTHI (Forum Komunikasi Mahasiswa Tafsir Hadits Indonesia ) oleh saudara Muhammad Benny Fahrozi selaku wakil ketua umum FKMTHI  dengan memperkenalkan beberapa hal terkait FKMTHI (Forum Komunikasi Mahasiswa Tafsir Hadits Indonesia) kemudian kegiatan pagi ini ditutup dengan foto bersama dan jargon Quran Hadits “Garuda di dadaku, Quran hadits di hatiku (mhs-red)

About muhammad arif

Check Also

Sambut Tantangan Internasionalisasi Pendidikan Tinggi, Tiga Dosen AFI UIN Suska Riau Ikuti Simposium Nasioal ASAFI di Bandung

Tuntutan Internasionalisasi Pendidikan Tinggi telah bergema sejak dekade pertama tahun 2000 dan semakin menguat pada …